Night Diamond Bloody Red - Busy

Kamis, 28 Maret 2013

0

E-learning


E-Learning

Kata-kata seperti  website, link, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan internet bukan kata-kata yang asing lagi. Bahkan, sejak saya SMP internet sudah banyak berkembang dan mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan, terutama dalam hal edukasi.

Yang paling terasa adalah ketika saya berada di jenjang Sekolah Menengah ke atas (SMA). Program belajar di sekolah kami saat itu sudah berbasis KBK dan e-learning pun mulai digunakan sedikit demi sedikit, walaupun tidak terlalu lancar prosesnya. Sebagai contoh, setiap murid diberi satu passwordnya masing-masing agar dapat menggunakan wi-fi dan mengakses website sekolah. Di dalam website tersebut disediakan materi-materi dari setiap guru. Sama halnya seperti OCW yang ada di Universitas Sumatera Utara ini. Tetapi, hal itu tidak terlalu lama berjalan dikarenakan beberapa kendala. Sehingga, yang paling merasakan perkembangan e-learning tersebut adalah angkatan-angkatan yang di bawah kami.

Kemudian, setelah masuk kuliah, e-learning pun diterapkan lagi. Tepat pada tanggal 15 Maret 2013 di matakulaih Psikologi Pendidikan yang diampu oleh dosen kami ibu Filia Dina Anggaraeni, mengajar tentang tekhnologi pendidikan. Dimana proses kuliahnya bukan seperti kuliah biasa, melainkan berdiskusi melalui sarana internet yaitu Gtalk. Walaupun, ada sedikit masalah dengan jaringan, tetapi proses e-learning tersebut dapat berjalan dengan baik. Saya juga merasa tertarik adanya e-learning ini, karena memang semakin kedepannya, setiap orang akan membutuhkan internet dalam hal berkomunikasi tanpa memandang waktu dan tempat. Keadaan seperti ini lama kelamaan akan menuju Ubiquitous Computing, dimana keadaan ini memaksa komputer eksis di kehidupan manusia. Manusia tidak lagi menggunakan PC, melainkan gadget-gadget multifungsi yang berguna layaknya Handphone dan berguna seperti komputer.

Menurut saya pribadi, program semacam ini mempunyai dampak baik dan dampak yang kurang baik pula. Dampak baiknya adalah setiap orang dapat berkomunikasi tanpa harus bertatap muka langsung dan dapat saling berkomunikasi dimana pun dan kapan pun. Ini merupakan start yang baik dalam mengikuti perkembangan teknologi, terutama dalam aspek edukasi. Dan dampak buruknya saya pikir, mungkin tingkat individualitas akan bertambah dan terkhusus buat mahasiswa, minat membaca buku akan berkurang karena adanya internet ini.

 

 
Read More

Senin, 25 Maret 2013

0

Studi Kasus Teori pembelajaran (perspektif kognitif)


Nama              : Lucy Gabriella Hutauruk

NIM                : 121301048

Kelas               : B (Genap)

Studi Kasus    : Pendekatan Kognitif dalam kehidupan sehari-hari

Rabu, 13 Maret 2013

Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar terjadi dalam 4 tahap yaitu attention (perhatian), retention (mengingat), reproduction (menghasilkan), dan motivasi

Dalam kehidupan sehari-hari juga banyak melibatkan teori pembelajaran yang satu ini. Termasuk dalam kehidupan sehari-hari saya. Salah satunya ketika saya di SMA. Saya mempunyai seorang teman yang terkenal di kalangan guru dan mendapat juara paralel (juara umum). Kemudian saya, memperhatikan bagaimana cara belajar dia. Ternyata berbeda saya. Dia sering membahas-bahas soal dan karenanya dia sering menjawab pertanyaan dari guru. Saat SMA, kalau ada murid yang rajin dan bisa menjawab pertanyaan maka aada nilai plus bagi si murid. Oleh sebab itu, saya meniru cara belajar dia. Sebelumnya cara saya belajar itu adalah merangkum apa-apa saja yang dikatakan guru di kelas dan merangkum jawaban-jawaban dari pertanyaan guru. Saya pun lama kelamaan menjadi suka membahas-bahas soal, baru merangkum jawabannya dan membandingkannya dengan apa yang telah dijelaskan oleh guru. Akhirnya saya pun mendapat nilai yang baik dan bisa mendapat ranking di kelas. Walaupun tidak paralel. Dan sebagian besar guru mengenal saya juga.

Dari kejadian tersebut, dapat dirasakan bahwa saya me’modelling’ teman saya. Tampak proses kognitif yang saya lakukan dalam meniru dia. Yang pertama, saya memperhatikan (attention) bagaimana cara belajarnya. Selanjutnya saya mengingat dan memahami (retention) bagimana cara dia belajar, lalu menerapkan cara belajar dia (reproduction) ke dalam diri saya. Dan yang menjadi motivasi saya adalah mendapat nilai dan dikenali oleh guru-guru saya.
Read More

Jumat, 15 Maret 2013

0

Kasus pribadi PUM2


Nama              : Lucy Gabriella Hutauruk

NIM                : 121301048

Kelas               : B (Genap)

Studi Kasus    : Operant Conditioning dalam kehidupan sehari-hari

Rabu, 6 Maret 2013

Pengondisian operan adalah pembelajaran dimana suatu respon yang disadari, diperkuat atau diperlemah, tergantung pada konsekuensi yang menyenangkan atau tidak. Pengondisian ini lebih banyak menekankan kepada penguat (reinforcement) baik positif atau negatif serta hukuman (punishment). Hal ini banyak terjadi pada pengalaman belajar setiap orang. Termasuk saya. Salah satu pengalaman saya yang menunjukkan adanya bentuk dari proses operant conditioning ini mengarah kepada penguatnya yang secara positif.

Jika saya berada dalam masa liburan, saya akan pulang ke daerah asal saya. Biasanya, jika sudah di rumah, setiap harinya saya akan bekerja membantu mama dan kakak yang tinggal di rumah beres-beres dan memasak. Sekalian saya belajar sedikit demi sedikit menjadi ibu rumah tangga yang baik. Tetapi, pada saat itu saya mau bekerja karena disuruh saja.

Pernah suatu kali saya bekerja tanpa disuruh dan saya mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak daripada pekerjaan sebelumnya. Biasanya saya, menyapu rumah, mencuci baju, menyetrika, membereskan semua kamar di rumah, mencuci piring dan membantu masak. Sekali lagi, itupun karena disuruh. Saat itu saya mendadak rajin. Saya telah mengerjakan pekerjaan yang biasa, setelah itu saya melanjut membersihkan halaman dan bunga-bunga, membersihkan sepatu-sepatu kantor mama, mengajari adik-adik saya. Mungkin karena melihat perilaku ‘mendadak rajin’ saya ini, mama memberi uang jajan kepada saya. Biasanya kalau saya liburan tidak pernah diberi uang jajan. Karenanya, saya pun bekerja tanpa harus disuruh terlebih dahulu.

Pada pengalaman saya tadi, terbukti bahwa operant conditioning yang mengarah kepada reinforcement positifnya bekerja pada saya. Saya biasanya bekerja harus diperintah terlebih dahulu, tetapi karena saya diberi penguat yaitu ekstra uang jajan pada liburan, membuat saya bekerja tanpa harus disuruh. Dan itu menjadi kebiasaan saya di rumah sampai sekarang. Saya bekerja tanpa harus diperintah lagi.
Read More

My Blog List

Footer Widget 1

Total Tayangan Halaman

Footer Widget 3

Blogger templates

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

About Me

Search

Popular posts