Gaya
Manajemen Konflik
Pengontrol
Seorang pengontrol
memiliki ciri asertif dan kompetitif. Pengontrol memiliki kecendrungan untuk
mencapai kepentingannya, bahkan dengan cara merugikan orang lain. Tipe gaya
seperti ini merupakan tipe yang berorientasi kepada kekuasaan, serta akan
menggunakan kekuasaan dan kekuatannya demi mencapai tujuan-tujuan pribadinya.
Kompetisi bagi orang dengan gaya seperti berarti mempertahankan hak-kewajiban
diri, mempertahankan pendapat yang dipercaya sebagai benar, atau sekedar ingin
menang saja.
Akomodator
Seorang akomodator memiliki ciri tidak asertif dan kooperatif. Ketika
melakukan akomodasi, seorang akomodator sering sekali tidak memperhatikan
kepentingan dirinya sendiri dan selalu saja berfokus pada
kepentingan-kepentingan orang lain. Seorang akomodator seringkali akan menurut
pada perintah orang lain meskipun ia sebenarnya tidak ingin melakukan perintah
tersebut.
Avoider
Avoider bercirikan tidak asertif dan tidak kooperatif. Seorang avoider
tidak memiliki perhatian terhadap kepentingan dirinya dan tidak juga
memerhatikan kepentingan orang lain. Ia juga tidak mau memerhatikan sekaligus
juga menghindari konflik. Cara menghindar yang dilakukan oleh seorang avoider adalah
seperti mengambil posisi di pinggir (supaya tidak terlihat) ketika konflik
terjadi, menunda-nunda masalah sampai orang lain lupa akan terjadinya konflik,
atau sekedar melarikan diri dari situasi yang mengancam.
Kolaborator
Bertolak belakang dengan avoider, seorang kolaborator memiliki sifat yang
asertif sekaligus kooperatif. Kolaborasi
meliputi usaha untuk bekerja sama dengan orang lain dalam rangka untuk
menemukan solusi yang dapat memuaskan kepentingan pihak-pihak yang terkait. Ini
berarti bahwa seorang kolaborator akan berusaha untuk mengidentifikasikan
kepentingan-kepentingan mendasar dari dua pihak yang kemudian digunakan oleh
seorang kolaborator untuk menemukan alternatif-alternatif solusi bagi kedua
belah pihak bertikai. Pada intinya, seorang kolaborator mengetahui kapan ia harus asertif
untuk menunjukkan poin-poin penting dalam penyelesaian suatu masalah. Di sisi
lain, ia juga mengetahui situasi-situasi di mana ia harus mengambil langkah
yang lebih kooperatif.
Pengkompromi
Seorang pengkompromi
memiliki ‘setengah ‘ sifat asertif dan ‘setengah’ sifat kooperatif. Objektif
seorang pengkompromi adalah untuk mendapatkan solusi jalan tengah yang sedikit
banyak memuaskan kedua pihak yang bertikai. Akan tetapi, kedua pihak yang
bertikai tidak benar-benar puas dengan keputusan yang diambil. Pada intinya,
seorang pengkompromi selalu berusaha untuk mencari jalan tengah yang seringkali
tidak dapat benar-benar memuaskan pihak-pihak yang bertikai.
0 komentar:
Posting Komentar