Night Diamond Bloody Red - Busy

Kamis, 04 April 2013

Gaya Manajemen Konflik


Gaya Manajemen Konflik

Pengontrol

Seorang pengontrol memiliki ciri asertif dan kompetitif. Pengontrol memiliki kecendrungan untuk mencapai kepentingannya, bahkan dengan cara merugikan orang lain. Tipe gaya seperti ini merupakan tipe yang berorientasi kepada kekuasaan, serta akan menggunakan kekuasaan dan kekuatannya demi mencapai tujuan-tujuan pribadinya. Kompetisi bagi orang dengan gaya seperti berarti mempertahankan hak-kewajiban diri, mempertahankan pendapat yang dipercaya sebagai benar, atau sekedar ingin menang saja.

Akomodator

Seorang akomodator memiliki ciri tidak asertif dan kooperatif. Ketika melakukan akomodasi, seorang akomodator sering sekali tidak memperhatikan kepentingan dirinya sendiri dan selalu saja berfokus pada kepentingan-kepentingan orang lain. Seorang akomodator seringkali akan menurut pada perintah orang lain meskipun ia sebenarnya tidak ingin melakukan perintah tersebut.

Avoider

Avoider bercirikan tidak asertif dan tidak kooperatif. Seorang avoider tidak memiliki perhatian terhadap kepentingan dirinya dan tidak juga memerhatikan kepentingan orang lain. Ia juga tidak mau memerhatikan sekaligus juga menghindari konflik. Cara menghindar yang dilakukan oleh seorang avoider adalah seperti mengambil posisi di pinggir (supaya tidak terlihat) ketika konflik terjadi, menunda-nunda masalah sampai orang lain lupa akan terjadinya konflik, atau sekedar melarikan diri dari situasi yang mengancam.


Kolaborator

Bertolak belakang dengan avoider, seorang kolaborator memiliki sifat yang asertif sekaligus kooperatif.  Kolaborasi meliputi usaha untuk bekerja sama dengan orang lain dalam rangka untuk menemukan solusi yang dapat memuaskan kepentingan pihak-pihak yang terkait. Ini berarti bahwa seorang kolaborator akan berusaha untuk mengidentifikasikan kepentingan-kepentingan mendasar dari dua pihak yang kemudian digunakan oleh seorang kolaborator untuk menemukan alternatif-alternatif solusi bagi kedua belah pihak bertikai. Pada intinya, seorang kolaborator mengetahui kapan ia harus asertif untuk menunjukkan poin-poin penting dalam penyelesaian suatu masalah. Di sisi lain, ia juga mengetahui situasi-situasi di mana ia harus mengambil langkah yang lebih kooperatif.

Pengkompromi

Seorang pengkompromi memiliki ‘setengah ‘ sifat asertif dan ‘setengah’ sifat kooperatif. Objektif seorang pengkompromi adalah untuk mendapatkan solusi jalan tengah yang sedikit banyak memuaskan kedua pihak yang bertikai. Akan tetapi, kedua pihak yang bertikai tidak benar-benar puas dengan keputusan yang diambil. Pada intinya, seorang pengkompromi selalu berusaha untuk mencari jalan tengah yang seringkali tidak dapat benar-benar memuaskan pihak-pihak yang bertikai.



0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Footer Widget 1

Total Tayangan Halaman

Footer Widget 3

Blogger templates

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

About Me

Search

Popular posts