Night Diamond Bloody Red - Busy

Rabu, 26 Juni 2013

Intrinsic and Extrinsic Motivation


Intrinsic Motivation
Motivasi Intrinsik yaitu ketika individu dimotivasi oleh sifat dasar aktifitas tersebut, kepuasan dalam menguasai sesuatu yang baru, atau konsekuaensi alami dari suatu aktifitas. Misalnya, seseorang yang membaca buku nonfiksi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya karena  seseorang tersebut merasa senang mempelajari hal baru yang dimotivasi secara intrinsik.

Extrinsic Motivation
Motivasi Ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ini berasal dari laur diri seseorang yang menimbulkan motivasi orang juga. Motivasi ini melibatkan insentif eksternal seperti penguatan dan hukuman. Sebagai contoh, seseorang yang bekerja keras dalam pekerjaannya karena ingin dihargai oleh orang lain.
pertanyaan terpenting menyangkut perbedaan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik adalah pertanyaan kapan reward ekstrinsik seharusnya diberikan dalam usaha meningkatkan motivasi? Bukti menunjukkan bahwa jika sebuah tingkah laku jarang terjadi dan motivasi intrinsik individu rendah, maka adaya motivasi ekstrinsik akan berhasil dalam meningkatkan frekuensi tingkah laku tersebut. Contohnya, seorang anak yang benci mengerjakan tugas matematikanya akan lebih rajin mengerjakannya bila diberi uang. Laura A. King, dalam bukunya mengutip bahwa kebanyakan psikolog percaya motivasi intrinsik menghasilkan dampak yang positif dibandingkan motivasi secara ekstrinsik (Blumenfeld, Kempler, & Krajcik, 2006; Brophy; 2004; Ryan & Deci, 2001). Mereka berpendapat bahwa motivasi intrinsik lebih mungkin menghasilkan perilaku kompeten dan penguasaan. Hal ini dipengaruhi karena seseorang yang termotivasi secara intrinsik memiliki standar pencapaian prestasi yang tinggi dan lebih menekankan pada usaha sendiri.
Praise
Pujian akan meningkatkan motivasi intrinsik jika pujian:
1. menyatakan bahwa anak tersebut sukses karena usahanya sendiri dan bukan karena bakat.
2. sungguh-sungguh dan tidak menyatakan bahwa orang dewasa sedang mengontrol anak tersebut.
3. tidak membandingkannya dengan anak lain
4. menyatakan bahwa orang dewasa memiliki standard terhadap perilaku anak dan anak percaya bahwa dirinya bisa mencapainya dengan usaha.

Maslow’s Hierarchy of Motives
Maslow’s Hierarchy of Motives yaitu konsep dimana kebutuhan pada tingkat yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum motif pada tingkat yang lebih tinggi menjadi aktif.
            Ada 5 motif kebutuhan menurut Maslow:
  1. Kebutuhan biologis. Kebutuhan ini dinamakan juga sebagai kebutuhan dasar. Kebutuhan ini bisa mencakup kebutuhan akan udara, makanan, minuman, dan lain-lain.
  2. Kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini berhubungan dengan adanya jaminan keamanan, bebas dari rasa takut dan cemas, perlindungan, dan lain-lain.
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki. Dimanifestasikan melalui: hubungan dengan kelompok sosial besar (klub, budaya perusahaan, kelompok religius, organisasi profesi, kelompok olahraga, geng) atau kelompok sosial kecil (anggota keluarga, intimate partners, mentors, sahabat).
  4. Kebutuhan akan penghargaan diri. Ada 2 jenis kebutuhan akan harga diri. Yang pertama yaitu kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Yang kedua yaitu kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominansi, kebanggaan, dan apresiasi dari orang lain.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri. Ini merupakan tahap tertinggi dari hirarki kebutuhan oleh Maslow. Untuk mencapai tahap ini, semua kebutuhan mulai dari yang dasar harus  terpenuhi.

Fear of Failure
Seseorang termotivasi tidak hanya karena kebutuhan akan penghargaan atas usahanya dari lingkungan eksternalnya, ketakutan akan melakukan kesalahan juga bisa membuat seseorang lebih termotivasi. Atkinson (1964) yakin bahwa untuk memahami mengapa seseorang sukses atau gagal dalam mencapai tujuannya, kita harus mengkaji tidak hanya pada kebutuhan akan penghargaannya saja tetapi juga ketakutan akan kegagalan perlu. Misalnya, seorang mahasiswa termotivasi belajar hanya untuk menghindari gagal dalam ujian atau setidaknya lulus walaupun nilai standar.
Atkinson mengatakan bahwa individu yang termotivasi oleh karena ketakutan akan gagal tidak akan bekerja dengan baik, tidak bekerja keras atau mencapai tujuan yang tinggi seperti individu yang termotivasi karena ingin mendapatkan penghargaan. Solusi untuk seseorang yang memiliki latar belakang motivasi yang seperti ini adalah dengan Self-handicapping.
Self-handicapping mengacu pada melakukan hal-hal yang berkontribusi terhadap kegagalan dan kemudian menggunakan hal ini, secara sadar atau sengaja, sebagai alasan untuk gagal untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, seorang murid SMA seharusnya mempersipakan diri untuk test masuk perguruan tinggi negeri, malah bermain-main ketika bimbel. Tiba saatnya test dilaksanakan, murid tersebut tidak bisa mengerjakannya dan gagal dalam test tersebut. Dia beralasan bahwa kegagalannya itu karena dia tidak belajar. Ini merupakan salah satu contoh self-handicapping. Peniliti menemukan bahwa individu dengan penghargaan diri (self-esteem) yang rendah rentan untuk mengikutsertakan self-handicapping karena itulah satu-satunya cara untuk terlihat baik di depan orang dan dengan demikian mereka menjaga low self-esteem mereka. Salah satu contoh bagaimana efek fear of failure  terhadap motivasi terlihat pada individu yang kurang berprestasi.  







0 komentar:

Posting Komentar

My Blog List

Footer Widget 1

Total Tayangan Halaman

Footer Widget 3

Blogger templates

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Footer Widget 2

About Me

Search

Popular posts